26 June 2013

MATERIAL YANG DIKELUARKAN GUNUNG BERAPI



1.      Material Padat (Efflata)
            Material padat (efflata) terdiri atas:
a.       Bom (batu-batu besar).
b.      Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).
c.       Lapili, berupa kerikil.
d.      Pasir
e.       Debu
f.        Batu apung
            Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
b.      Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.

  2.      Material Cair
            Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma cair dari    dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak            terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
a.       Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
b.      Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir.
c.       Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.

3.      Material Gas atau Ekshalasi
            Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
a.       Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
b.      Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
c.       Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.

PRABU DASARATA



Prabu Dasarata dari Ayodhya
Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Rsi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Rsi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Rsi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para rakshasa yang mengganggu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT










  Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit.
           
1.     Pengertian Larutan.
Larutan adalah suatu campuran homogen antara dua zat atau lebih, di mana partikel-partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebar secara merata. Komponen-komponen larutan terdiri dari :

a.     Pelarut
Pelarut (solvent) dalam suatu larutan biasanya dengan jumlah lebih banyak, misalnya air.

b.    Zat terlarut
Zat terlarut (solute) dalam suatu larutan biasanya dengan jumlah sedikit, contohnya garam dapur dan gula.

Pelarut yang sering digunakan adalah air, karena ada berbagai alasan mengapa air merupakan pelarut yang umum ditemui dan digunakan. Tidak semua zat jika dicampurkan ke dalam pelarut air dapat membentuk larutan. Contohnya garam dapur (NaCl) dan asam asetat (CH3COOH) larut dalam air, sedangkan lilin tidak larut dalam air.

Beberapa hal yang digunakan untuk memperkirakan apakah suatu zat akan larut dalam pelarut air atau tidak adalah :
 a.     Zat harus mempunyai muatan yang sejenis dengan muatan pelarut air.
Pelarut air merupakan senyawa kovalen polar, maka zat yang dapat larut dalam air adalah senyawa ion atau senyawa kovalen polar.

1)     Zat yang termasuk senyawa ion dan senyawa kovalen polar mempunyai muatan sejenis dengan pelarut air.

2)     Zat yang termasuk senyawa kovalen nonpolar tidak mempunyai muatan sejenis dengan pelarut air.

b.    Zat tersebut harus memiliki kekuatan gaya antarpartikel yang setara dengan gaya antarpartikel pada pelarut air.

Kekuatan gaya antarpartikel pada senyawa ion dan senyawa kovalen polar ditentukan oleh sifat kimia dari zat tersebut. NaCl dan CH3COOH mudah larut dalam air karena keduanya memiliki sifat kimia yang menyebabkan gaya antar partikelnya setara dengan pelarut air.
 
2.     Senyawa Ion Dan Kovalen.
 a.     Senyawa Ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari sekumpulan atom yang bergabung membentuk ikatan ion. Antara ion yang satu dengan yang lain terikat dengan kuat dan rapat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi, dalam keadaan padatan (kristal) senyawa ion tidak menghantarkan arus listrik.
 b.    Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya bergabung membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen ada dua macam, yaitu kovalen polar dan kovalen nonpolar.
 3.     Elektrolit Dan Nonelektrolit.
 Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi :
 a.     Larutan Elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat terlarutnya disebut elektrolit. Contoh : natrium klorida (NaCl), hidrogen klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), dan amoniak (NH3).
 b.    Larutan Nonelektrolit.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Zat terlarutnya disebut nonelektrolit. Contoh : air suling, larutan gula, dan alkohol.

Pada tahun 1884, Svante Arrchenius mengajukan teorinya bahwa dalam larutan elektrolit, yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermuatan (ion) yang bergerak bebas di dalam larutan. Ia menemukan bahwa zat elektrolit dalam pelarut air akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan nonelektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ion.

 B.    Daya Hantar Arus Listrik Dalam Larutan Elektrolit.

Berdasarkan kekuatan daya hantarnya, larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
 1)     Elektrolit Kuat.
Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik yang baik. Senyawa NaCl, HCl, dan H2SO4 dapat terurai sempurna dalam pelarut air membentuk banyak ion.

2)     Elektrolit Lemah.
Elektrolit lemah adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik yang buruk. Senyawa CH3COOH dan NH3 hanya terurai sebagian kecil dalam pelarut air membentuk sedikit ion. Secara kuantitatif, kuat atau lemahnya suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi (α).

§  Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1.
§  Untuk larutan elektrolit lemah; 0
§  Untuk larutan nonelektrolit; α = 0.

Contoh Larutan 
·         Elektrolit Kuat  
ØSenyawa ion
ØSenyawa kovalen polar yang terhidrolisis sempurna/hampir sempurna

Nyala lampu terang       
a.     Natrium klorida (NaCl)
b.    Asam nitrat (HNO3)
c.     Asam sulfat (H2SO4)
d.    Natrium hidroksida (NaOH)
e.     Kalium asetat (CH3COOK)

·         Elektrolit Lemah           
ØSenyawa kovalen polar yang terhidrolisis sebagian kecil

                                    Nyala lampu redup       
a.     Asam cuka (CH3COOK)
b.    Amonia (NH3)
c.     Asam karbonat (H2CO3)

·         Nonelektrolit     
ØSenyawa kovalen polar yang tidak terhidrolisis

Lampu tidak menyala    
a.     Sukrosa (C12H22O11)
b.    Etanol (C2H5OH)
c.     Urea (CO(NH2)2)
d.    Glukosa (C6H12O6)
e.     Gliserin (C3H5(OH)3)
f.     Etilen glikol (C2H4(OH)2)